“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab
oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa
dirinya dengan berbagai-bagai duka”
1 Timotius 6:10
A. Makna Firman Tuhan
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan secara serius dari firman Tuhan di
atas.
Pertama, “akar segala kejahatan ialah cinta uang.” Apa artinya? Artinya uang
bisa menjadi berhala dan menggantikan posisi Tuhan dari kehidupan keluarga.
Kedua, “Sebab oleh memburu uanglah …” Apa maknanya? Maknanya ialah segenap
hidup, seluruh waktu dan semua tenaga terfokus kepada mengumpulkan uang.
Ketiga, “… beberapa orang telah menyimpang dari iman …” Kehidupan spiritual
(pribadi dan keluarga) tidak diperhatikan dan dibangun dengan benar. Keluarga
tidak lagi berlandaskan iman kepada Tuhan tetapi berlandaskan uang. Keempat, “
… menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” Hidup pribadi dan keluarga
menjadi tersiksa karena sikap yang menjadikan uang segalanya.
B. Arti Manajemen
Arti manajemen menurut Oey Liang Lee, yang dikutip oleh M. Manulang dalam buku
Dasar-Dasar Manajemen menulis demikian: “Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber
daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.” Jadi, manajemen punya kaitan
dengan aktivitas atau kegiatan membuat rencana, mengorganisir, menyusun,
mengarahkan dan mengawasi sumber daya dalam upaya membuat tujuan yang telah
ditetapkan tercapai.
C. Kepentingan dan Tujuan Mengelola Keuangan Keluarga
1. Pentingnya Mengatur Uang Keluarga
Salah satu pemicu konflik dalam rumah tangga Kristen ialah uang. Untuk
memimalkan konflik dalam keluarga yang disebab oleh uang, maka penting uang itu
diatur bersama oleh suami-istri secara benar dan bertanggungjawab. Dalam hal
ini ada kesepakatan bersama antara suami-istri ketika mengatur keuangan untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga.
2. Tujuan Mengatur Uang Keluarga
Tujuan mengatur keuangan dalam rumah tangga pada hakekatnya ialah supaya
terciptanya keseimbangan dan keselarasan antara pemasukan dan pengeluaran uang.
Artinya penempatan atau pengalokasian keuangan harus dilakukan secara efektif,
efisien dan proporsional. Di sini suami-istri harus memperhatikan ketika
mengeluarkan uang perlu menentukan mana yang menjadi prioritas utama.
Perhatikan pepatah klasik berikut: “Jangan lebih besar pasak dari pada tiang.”
Maknanya ialah jangan sampai lebih besar uang yang dikeluarkan daripada uang
yang masuk. Dengan mengelola uang secara benar dan bertanggung jawab, maka
suami-istri/keluarga dapat terhindar dari krisis ekonomi rumah tangga. Camkan
hal ini, berkat Tuhan tidak pernah kurang apalagi habis bagi kita yang bekerja
dengan rajin, jujur, taat dan setia serta selalu berharap kepada-Nya.
D. Sumber Keuangan Keluarga
Sumber-sumber keuangan antara keluarga yang satu dengan keluarga lainnya
berbeda. Ini juga berdampak kepada pemasukan keuangan dalam rumah tangga. Ada
sumber keuangan yang diperoleh dari pekerjaan tetap. Sumber lainnya dari
bisnis/usaha. Dan lain-lain. Intinya semua sumber keuangan diperoleh dari dan
dengan cara yang benar dan mempermuliakan Tuhan. Semua sumber keuangan ini
tidak ada yang dirahasiakan baik oleh suami maupun istri. Suami-istri harus
memegang prinsip transparansi atau keterbukaan. Mengapa? Untuk menjaga hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi, di mana hal-hal itu bisa mengganggu harmonisasi
rumah tangga.
E. Pengeluaran Keuangan Keluarga
Pengeluaran keuangan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup rumah tangga.
Besaran atau nilai yang uang yang dikeluarkan harus disesuaikan dengan uang
yang masuk atau diterima. Mengapa? Agar menjaga supaya tidak terjadi tindakan
mengutang atau berhutang. Keuangan keluarga biasanya secara umum dikeluarkan
untuk beberapa kategori. Antara lain:
1. Pengeluaran rutin atau tetap – harian, mingguan dan bulanan.
2. Pengeluaran sebagai tabungan untuk masa depan.
3. Pengeluaran tak terduga.
F. Pemegang Kendali Keuangan Keluarga
Memang tidak ada patokan baku tentang siapa sesungguhnya yang memegang kendali
keuangan dalam rumah tangga. Saran yang disampaikan ialah suami-istri harus
duduk bersama dalam upaya menentukan pengalokasian keuangan, baik uang masuk
maupun uang yang akan keluar. Sisanya bisa dibagikan untuk uang saku suami dan
istri.
G. Prinsip
Perencanaan Keuangan Keluarga
Merencanakan keuangan sejak dini wajib dilakukan setiap keluarga. Ini berlaku
baik buat pasangan muda maupun pasangan yang sudah menikah lebih dari 20 tahun.
Membuat rencana yang baik akan membantu untuk menggunakan dana secara bijak
sesuai tingkat keperluannya.
Merencanakan keuangan keluarga tidak harus rumit. Anda boleh saja memiliki
perencanaan yang detail dan rapi, namun adakalanya perencanaan yang sederhana
juga berhasil. Berikut 7 prinsip dasar yang perlu Anda pegang dalam membuat
perencaaan keluarga:
1. Belanja lebih kecil daripada pendapatan
Ini hukum pertama yang wajib dipatuhi. Sangat sederhana namun sering dilanggar.
Jangan pernah membelanjakan lebih besar dari pendapatan Anda. Masalah besar
dalam keuangan keluarga dimulai dari melanggar hal ini. Ini terjadi ketika Anda
membelanjakan sesuatu yang sebenarnya tidak Anda miliki.
Ketika Anda mulai belanja lebih besar dari pendapatan, membeli barang melebihi
kemampuan, maka malapetaka keuangan dimulai. Anda akan mulai membuat lubang
yang terus menerus semakin dalam. Dan jauh lebih sulit untuk berusaha keluar
dari lubang tersebut daripada mencoba menghindarinya pada kesempatan pertama.
Jadi, belanja dengan bijak, jangan melebihi pendapatan. Anda akan hidup lebih
bahagia, di rumah dan di tempat kerja.
2. Hindari hutang
Terus terang hutang begitu menggoda. Apa yang tidak bisa Anda beli sekarang
dapat dimiliki saat ini juga dengan hutang. Namun perlu diingat, hutang akan
membuat Anda sengsara apalagi jika ternyata tidak punya kemampuan
mengembalikannya. Lantas, mungkinkah hidup tanpa berhutang? Tentu saja sangat
mungkin. Jika Anda menjalankan prinsip pertama belanja lebih kecil dari
pendapatan, maka Anda tidak perlu berhutang. Tahan semua keinginan membeli
sesuatu kecuali Anda sudah memiliki kemampuan. Dengan cara ini Anda akan
belajar tertib hanya memiliki sesuatu jika memang sudah memiliki kemampuan.
Atau jika Anda sangat mengidamkan sesuatu, tabunglah secara teratur sampai Anda
mampu membeli apa yang Anda inginkan tersebut tanpa perlu berhutang.
3. Hidup sederhana
Apakah hidup sederhana itu? Apakah hidup dengan tidak memiliki rumah atau
kendaraan? Dalam pandangan saya pribadi, hidup sederhana berarti hidup sesuai
kebutuhan. Tidak mesti semua yang Anda inginkan harus dibeli. Hidup sesuai
kebutuhan Anda dan bagi kelebihannya kepada orang lain yang membutuhkan. Inilah
hidup untuk memberi makna. Hidup sederhana bisa jadi berbeda-beda untuk tiap
keluarga. Jika Anda sangat kaya, maka cukupkan diri dengan satu atau dua
kendaraan saja. Tidak harus mengkoleksi seluruh kendaraan yang Anda untuk
menunjukkan kemampuan Anda.
Jika Anda hidup dengan keterbatasan keuangan, syukuri apa yang ada dan hiduplah
seadanya. Jika Anda tidak punya uang, hiduplah tanpanya. Toh, dunia tidak akan
jadi kiamat gara-gara hal itu. Anda tidak harus punya laptop, handphone
terbaru, iPad, nonton bioskop atau makan di restoran. Ada banyak cara menemukan
kebahagiaan dalam kesederhanaan. Temukan cara untuk menikmati kesenangan
bersama keluarga Anda tanpa mengeluarkan biaya.
4. Atur budget dengan sederhana
Ada banyak cara mengatur keuangan. Jika mampu, Anda bisa meminta bantuan
konsultan keuangan profesional yang akan mengajarkan cara menata keuangan. Jika
rajin mencatat, Anda bisa mengunakan software keuangan keluarga untuk mencatata
pengeluaran, pemasukan sekaligus mengatur budget Anda. Dan jika Anda pusing
dengan semua cara di atas, maka ada pengaturan paling sederhana. Pisahkan uang
yang Anda miliki ke dalam amplop untuk setiap kebutuhan. Pastikan pengeluaran
tidak melebihi jatah setiap amplop. Di akhir bulan, hitung kelebihannya dan
tabung. Anda akan terbantu ketika masa sulit tiba.
5. Jadikan tabungan sebagai pengeluaran pertama
Menabung tidak harus besar. Yang paling penting adalah teratur. Dari pendapatan
Anda yang selama ini ada, tetapkan nilai tabungan yang wajar. Segera setelah
Anda menerima pendapatan, tabung jumlah tadi dalam rekening terpisah. Itulah
cara menjadikan tabungan sebagai pengeluaran pertama.
Anda tidak akan lupa menabung dan yang paling penting tidak ada lagi alasan
tidak bisa menabung karena kehabisan uang.
6. Bayar tagihan sesegera mungkin
Setiap rumah tangga punya tagihan. Mulai dari listrik, air, telepon, internet
dan berbagai tagihan lainnya. Termasuk jika Anda mengontrak rumah, Anda pun
harus membayar sewa di muka. Bayarkan secepat mungkin setelah Anda menerima
tagihan. Ini akan membuat satu urusan beres dan Anda tidak perlu pusing lagi
membayarnya di kemudian hari. Baik karena kehabisan uang atau kelupaan.
7. Sepakat antara suami dan istri
Berbicara perencanaan keuangan keluarga tidak dapat lepas dari peran suami dan
istri yang menjalankan rumah tangga. Untuk itu Anda perlu sepakat dengan
pasangan bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Dalam setiap pasangan sangat
wajar terjadi perbedaan pandangan dan cara melihat sesuatu yang dianggap
penting atau tidak. Untuk itu, duduk bersama, bicarakan secara terbuka, dan
buat kesepakatan dengan pasangan Anda. Istri harus mengerti kemampuan keuangan
suami dan suami pun harus mengerti kebutuhan rumah tangga yang diatur istrinya.
Jika kedua pasangan bekerja, ada baiknya suami istri saling mengetahui
pendapatan masing-masing agar tiada dusta diantara kita. Jika penghasilan suami
memadai, maka bisa dibuat kesepakatan suami yang membiayai keluarga sedangkan
penghasilan istri baru dipakai jika ada emergency. Namun jika istri mau turut
serta membantu pengeluaran keluarga itu pun akan lebih baik. Yang penting
terjadi komunikasi dan saling memahami. Suami pun tak perlu merasa rendah diri
jika ternyata gaji istri jauh lebih besar.
Tanpa kesepakatan suami istri, akan sulit membuat perencanaan keuangan keluarga
yang baik. Jika Anda tidak terbiasa mendiskusikan hal seperti ini dengan
pasangan, cobalah sedikit demi sedikit dari sekarang. Jadi merencanakan
keuangan keluarga tidaklah sesulit yang dipikirkan banyak orang. Anda bisa
melakukan dengan cepat dan mudah. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak
memulainya sejak sekarang. Lakukan dan hiduplah dengan damai bersama keluarga
tercinta.