About me

Rabu, 19 November 2014

SOUL EATER

BLUE LAND, Tahun 3015, Bulan ke-9.
“Dennis, stop..!!! Kau tak akan pernah bisa melakukannya.”
“Lalu apa yang kita perbuat disini?? Hanya menunggu kematian, apa itu maksudmu Emily??”
“Tidak… tapi…”
“Tapi apa? Apa kau takut karena mereka memiliki senjata Hobbs Gun?”
“……………………….”
“Maaf, kali ini aku akan pergi, aku muak menyaksikan keputus-asaan di tempat ini.”
“Dennis.. kenapa?”
“Aku ingin bebas Emily, aku ingin bebas!!”
“Tapi, apa yang akan kau lakukan??”
“Hobbs Gun.” “Apa maksudmu?”
“Aku akan merebut Hobbs Gun dari tangan mereka”
“Tapi kita tidak tau senjata itu seperti apa!”
“Oleh sebab itu, aku akan pergi dan mecari tau, tapi sebelum itu….”
“…….”
“Aku akan hancurkan pasukan bangsa Caameri sebanyak yang ku bisa.”
“Eh…”

Emily menatap Dennis, air mata mengalir di pipinya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi besok atau Lusa atau beberapa hari kedepan bahkan beberapa tahun kedepan. Saat ini masa depan itu tampak gelap. Ia tak mampu membayangkannya. Ia melihat Dennis yang pergi meninggalkannya. Pemuda sok jagoan itu, mungkin akan jadi pahlawan, mungkin. Tapi tak akan ada yang tahu. Yang Ia bisa lakukan saat ini adalah menunggu. Menunggu bantuan datang dari ibu kota. Menunggu dengan keputus-asaan sama seperti ratusan pasukan lain yang selamat dari gempuran Bangsa Caameri satu hari yang lalu.

Dennis pergi Meniinggalkan Emily yang masih menangis di tempat. Sebenarnya, Dennis merasa bersalah karena Emily adalah teman baiknya dari kecil, mereka tumbuh bersama di desa Kiovan dan terlahir sebagai Bangsa Nacada.

Bangsa Nacada memiliki sejarah yang panjang dan tak terkalahkan oleh musuh-musuhnya, sehingga mereka mampu menyatukan semua musuh dari suku-suku lain di seluruh penjuru Blue Land, atau Benua Biru. Mereka adalah bangsa yang kuat dan berdiam di Taravondas, sebagai ibukota nya. Desa Kiovan adalah salah satu wilayah penting bagian utara yang sering menciptakan militan-militan kuat. Bahkan John Kholt, salah satu Jenderal besar bangsa Nacada, yang memenangkan seribu pertempuran lebih dan menjadi legeda bangsa Nacada berasa dari Desa  Kiovan.

Kejayaan bangsa Nacada hanya bertahan sekitar 1500 tahun sebelum Bangsa Caameri menyerang bagian selatan Blue Land. Bangsa Caameri adalah bangsa yang kuat berasal dari selatan Blue Land, yang sering dikenal dengan Green Land atau Benua Hijau. Mereka tiba-tiba menyerbu Bangsa Nacada dan menghancurkan satu-persatu wilayah selatan Blue Land.

Saat ini, Bangsa Caameri telah menguasai hampir setengah wilayah Blue Land. Agresi Militer yang kuat dan faktor musuh dalam selimut menyebabkan Blue Land sangat cepat untuk di kuasai. Suku-suku di Blue Land yang sebelumnya musuh Bangsa Nacada mengambil kesempatan ini untuk membalas dendam nenek moyang mereka. Tapi bukan hanya itu, Bangsa Caameri memiliki satu senjata terkuat yang pernah di ciptakan di bumi ini, mereka menyebutnya Hobbs Gun.

Sampai saat ini, tak ada yang tau pasti bagaimana bentuk dari senjata itu, namun senjata itu mampu melenyapkan satu desa dalam sekali tembak. Dan inilah yang menjadi tujuan Dennis. Hobbs Gun. Entah apa yang akan di lakukannya nanti dengan senjata itu, itu urusan nanti.

Dennis terus berlari menyusuri sungai, hingga ia melihat basecamp orang-orang Caameri itu. Ia hanya melihat dari jauh dan mengintai. Jika ingin menghabisi orang-orang Caameri itu, maka yang harus ia lakukan adalah serangan menghilang. Itu adalah tehnik Militer yang ia pelajari selama ini. Tehnik yang mengandalkan pikiran, bukan kekuatan saja. Sebab selama ini mereka bertahan dengan melakukan hal itu. Suasana saat itu menjelang gelap, matahari sudah mulai masuk ke peraduannya. Maka, ini saatnya memulai pertunjukan.

“Yups, ini waktu yg tepat” Dennis berucap.                
Dengan cepat ia berlari di antara pohon-pohon dan semak-semak untuk mendekati basecamp Caameri, terlihat satu penjaga yang berada di samping,
“Dorrr..!!!!!”                
“Bukkk..” penjaga itu mati dengan kepala berlubang.                
“Reinhards, Reinhards, apa yang terjadi?” penjaga yang di sebelah nya tampak kaget dan langsung memeriksa temannya yang jatuh itu dengan wajah yang tegang. Tapi,                
“Dorrr..!!!!!”                
“Bukkk..” penjaga kedua juga mati dengan keadaan yang sama


“SERANGANN…. SEMUA PASUKAN SIAGA..!!!!” tiba-tiba dari tengah seorang Komando berteriak dengan lantang. Hal ini membuat semua pasukan bersiap siaga penuh. Mereka langsung mengambil senjata mereka dan berpencar mencari tempat strategis. Tapi…                
“Dorrr..Dorrr..Dorrr..!!!!”                
“Bukk..Bukk..Bukk..” Tiga pasukan mati dengan kondisi yang sama dengan kedua penjaga itu.                
“Dorrr..Dorrr..!!!!”                
“Bukk…Brakkkkkk….” Kali ini lima pasukan dan satu tenda roboh.
Pasukan Caameri sisa sepuluh orang saat ini. Tampak seorang yang sangat tegap dan besar, berpangkat Komandan sangat tegang. Sepertinya ia belum pernah mengalami serangan ini.                
“Dorrr..!!!! Bukkk..!!!!”                
“Sembilan..” tiba-tiba terdengar seseorang berkata dari kegelapan setelah satu dari pasukan yang tersisa itu jatuh ke tanah dengan kepala yang berlubang.                
“A..a..a..pa.. Haii.,. Keluar kau pengecut.. tunjukan dirimu…!!!!” Komandan ini berteriak keras ke arah datangnya peluru.                
“Dorrr..!!!! Bukkk..”                
“Delapan”                
“Dorrr..!!!! Bukkk..”               
“Tujuh”                
“Dorrr..Dorrr..Dorrr..”                
“Enam, Lima, Empat”                
“Dorrr..!!!!”                
“Tiga”                
“Bukkk.. Bukkk..!!!!”                
Serangan kali ini datang sangat cepat dari penjuru yang berbeda, entah karena paham akan situasi atau karena ketakutan, tiba-tiba,
“TINGGALKAN TEMPAT INI….” Komandan ini memutar arah dan langsung berlari di ikuti dua orang pasukannya masih tersisa. Tampak wajah mereka sangat tegang dan takut, sama seperti komandan mereka. Tapi,                
“Sringggg….Bukkk..!!!!” sebilah pisau kena tepat di belakang kepala dua pasukan yang berada di belakang komandan dan terjatuh kemudian.                 “Sialll…” komandan itu hanya melihat sekilas dan melanjutkan pelariannya, tapi..                
“Bukkk..!!!!” Ia menabrak seseorang di depannya.                
“Ka..Ka..Ka..Kauu…” Komandan tercekat melihat siapa yang ada di depannya, tapi..                
“Dorrr…!!!!!!” tembakan tepat di antara kedua mata komandan itu, dan                
“Bukkk..!!!!” ia terjatuh sama seperti semua anak buahnya.

Jauh dari tempat itu,                
“A…a….a…apa..apa itu.. tadi??” Dennis tampak tegang, jalan pikirannya kacau.. siapa orang itu?? Dengan mudah nya ia menghabisi 20 pasukan pengintai bangsa Caameri yang sangat terlatih.. Dennis tampak pucat.. mustahil.. mustahil..
“Bukkk…” sebuah pukulan keras mendarat di tulang belakang Dennis, ia langsung pingsan. Sebuah pistol mengarah tepat ke kepalanya.                 “Tunggu..!!” tiba-tiba seseorang menghentikannya tepat sebelum pelatuk di tarik.                
“Apa? Ia mengetahui kita, ia harus mati..” yang di hentikan menjawab dengan nada kesal.                
“Sepertinya ia tidak tahu, lagipula seragamnya berbeda dengan pasukan rendahan itu.”                
“Maksudmu??”                
“Bawa dia”                
“Apa kau yakin?? Ini tidak seperti kau yang biasanya..”                
“ikuti saja kataku.. bawa dia.!! Kata orang itu sambil menatap Dennis sesaat, kemudia berlalu pergi dengan cepat.                
“Huh..!! Kau akan menyesal..!!!” gerutu orang yg lain sambil mengangkut tubuh Dennis yang tidak berdaya.

############################


“aa..a….di..dimana…aku??” Dennis tersadar setelah pingsan. Ia hanya ingat ada seseorang yg memukulnya sangat kuat di tulang belakangnya. “Aku.. ma..masih hidup??” ia melihat tangannya dan merasa gemetar jika mengingat 20 pasukan pengintai yang di bantai habis dalam sekejap.                 “Kreeettt…” terdengar suara pintu di buka.                
“Hoho.. kau sudah sadar rupanya, anak muda” seorang lelaki berusia 40 tahun lebih masuk. Badan nya kekar dan tegap. Telihat sangat kuat.                 “Ka..Kau.. yang kemarin?? Dimana aku??” Dennis bertanya sambil gemetar.                
“Hmm.. saat ini kau ada di markas kami, berterima kasihlah kepada Freo karena dia kau tidak di bunuh.” Deg.. mendengar penjelasan itu membuat Dennis semakin gugup.                
“Si..siapa ka..kalian se..sebenar..nya?”                
“Kami? Kau tak perlu tau karena….” Sebuah pistol di todongkan ke kepala Dennis.                
Dennis yang kaget pun langsung melompat mundur ke belakang, namun dinding batu yang tebal menghalagi jalan larinya.                
“Hey, Draco, sudah ku bilang hentikan lelucon itu..” tiba-tiba seseorang masuk ke ruangan itu.                
“Hahahahaha….bocah itu sangat lucu…” orang yang di panggil Draco tertawa sangat puas.                
“Bangunlah, siapa namamu? Aku Freo, pemimpin Soul Eater.”                
“So..so..soul Eater.. apa itu?”                
“Kami pasukan khusus di bawah naungan Red Flag, sudah lama kami mengincar Hobbs Gun, senjata bangsa Caameri yang sangat meresahkan itu. Saat kami tahu bahwa Bangsa Caameri telah menyerbu kalian, maka kami datang kesini.”                
“Red..Flag, Hobbs..Gun” Dennis tampak masih terguncang.                
“Maaf kan Draco, kami memang punya peraturan bahwa tak ada orang luar yang boleh mengetahui keberadaan kami, oleh sebab itu seharus nya kau di bunuh pada saat itu. Tapi, aku merasakan ada sesuatu dalam dirimu.”                
“Se..se..suatu..” Dennis tidak mengerti.                
“Kapten Freo, memiliki kemampuan khusus untuk memprediksi masa depan. Entah bagaimana cara nya, tapi kami yang ada di tempat ini di temukan olehnya.” Seorang wanita masuk dan menjelaskan kepada Dennis, “Aku Victoria, ahli medis dan anti laki-laki cabul di tempat ini.” Ujarnya lagi sambil melirik pedas kepada Draco yang melihat seolah-olah menembus pakaiannya.                 Tau bahwa Victoria sudah seperti itu, Draco menjadi kalap dan hening.                
“Kapten, apa bagusnya anak muda itu?” seraong pemuda berumur belasan tahun masuk dengan komputer kecil di tangannya.                
“Hey Rizu Imut, bukankah sudah saatnya kau menyiapkan sarapan? Hahaha” Victoria yang menanggapi pemuda itu.                
“Apa, sejak kapan aku menjadi tukang masak kalian, dan.. dan.. hilangkan kata ‘imut’ itu dari namaku..” jawabnya geram..                
Kapten Freo hanya tersenyum dan melihat ke arah Victoria dan Draco yang tertawa sangat puas. Melihat kaptennya seperti itu, Victoria dan Draco pun diam, termasuk Rizu yang tadi sedang geram. Sepertinya mereka sangat menghormati sosok kapten Freo.                
“Perkenalkan mereka, Draco, ahli pisau dan pertarungan jarak dekat. Ia mampu menyelinap dengan cepat dan membunuh tepat di antara kedua mata. Lalu Victoria, satu-satunya wanita di tempat ini, ahli sniper, ia mampu bersembunyi dalam situasi apapun dan melakukan serangan mematikan. Dia Rizu, ahli strategi. Ia bisa memprediksi situasi dan lingkungan serta akurasi dalam pelaksanaan misi. Sepertinya hasil prediksinya selalu 100% benar. Aku Freo, aku memimpin mereka melakukan operasi Soul Eater. Kemampuan ku paling sederhana. Yaitu melenyapkan seseorang tanpa jeritan. Sekarang siapa namamu?” Freo mengakhiri perkenalan mereka.                
“Aku Dennis. Aku pasukan dari bangsa Nacada. Aku..”                
“Baik, sudah cukup, ayo sarapan.” Freo menghentikan perkataan Dennis lalu keluar bersama yang lain.                
“Apa kau akan tinggal disini dan mati kelaparan?” Draco berbicara sebelum keluar.                
“Ah..Baik..” Dennis  menjawab dan bangkit dari tempat nya lalu berjalan di belakang empat orang hebat itu. Ia tidak mengerti apa yang akan terjadi. Sesuatu yang di katakan Freo masih mengalir di pikirannya. Apa yang membuat orang sehebat Freo mengajaknya??                
Terlepas dari semua itu, saat ini ia berjalan di belakang empat orang itu. Dan harapan bangsa Nacada sepertinya ada di pundaknya. Namun ia tidak menyadari nya. Tidak untuk saat ini.

BLUE LAND, Tahun 3016 Bulan ke-3


Selama enam bulan, agresi militer Bangsa Caameri menekan Bangsa Nacada hingga ke pusat ibukota. Hampir tiga perempat wilayah Bangsa Nacada telah di kuasai. Jika seandainya ibukota Taravondas berhasil di kuasai, maka berakhirlah sejarah panjang Bangsa Nacada.

Peperangan hebat terjadi untuk merebut dan mempertahankan ibukota di luar tembok Besar Travo, tembok yang mengelilingi kota Taravondas. Bangsa Nacada terus terdesak. Jumlah pasukan yang mereka miliki pun sangat sedikit akibat korban yang berjatuhan di pihak Nacada.

Sementara itu, di medan perang, 10 km dari tembok Travo. Keadaan semakin mencekam, daun-daun kering di tanah beterbangan oleh angin peluru, suara bising, ledakan, radio, teriakan kematian semua bercampur dengan semangat yang tinggi dan tentu saja, perasaan takut.

“Voran, buat perlindungan ganda, Hobbo, tembak ke arah menara, robohkan jika kau bisa, Emily, terus pantau musuh jarak dekat, Ryan, lindungi aku, akan ku hancurkan pasukan gerilya itu.”                
“Siap, Jenderal Groft” jawab ke empat pasukan itu,                
Duarrr…. Drererettttt…..Dorr..Duarr… Bummm……..                
“Dorrrr..!!!!!!”                
“Akrrrggggg…..”                
“Emily, selamatkan Ryan”                
“Bagaimana dengan Jenderal?”                
“Aku baik-baik saja”
“BUmmmmmmMMMmmmmm…”…                
“Arrrgggghhhh…..”                
“Tidaaaakkk…. Jenderal, Hobbo, bertahanlah..”                
“Larilah, Emily, larilah.. selamatkan dirimu..”                
“Tapi..”                
“Lari Emily, ini perintah terakhirku.”                
“Jenderal, maafkan aku..”
“Drrrrttttt….Drrrtttttt…Lapor..Jenderal Groft telah gugur… ganti…Drrrttttt….Jenderal Groft telah gugur..Drrrtttt….Drrrrtttttt”                
“Drrrtttt…Laporan di terima..Drrrtttt..Terima kasih…Prajurit..Drrrttttt”                
Emily berlari dengan cepat ke arah kota yang tak jauh dari medan pertempuran. Tapi,                
“Brrreeettttt….Ahhhhh….”  sebuah peluru menyerempet dan merobek lengan seragamnya. Ia terjatuh karena efek dari sakit yang tiba-tiba itu membuatnya hilang keseimbangan.
“Inikah akhir hidupku?? Padahal aku masih mengharapkan satu hal, aku, aku ingin bertemu dengan Dennis sebelum kematianku, tapi, jika memang tidak bisa, aku….” Emily menangis di dalam dirinya. Tapi ia terus mencoba untuk berdiri. Pasukan musuh semakin mendekat.                
“Dorrr…!!! Bukkk…!!!! Crattttt…!!!! Bukkk…!!!! Duarrrrr,,,,,”                
“Kau tidak apa-apa, Emily?”                
“Aku baik-baik saja, tapi siapa ka…ka..kau… DENNIS…!!!!!” Emily seolah tak percaya dengan sosok yang menyelamatkannya. Ia bangkit berdiri dan memeluk Dennis.                
“Hey, Denz, nanti saja bercintanya.” Draco mengingatkan.                
“Siap..” Dennis menjawab partner nya itu, “Emily, kembalilah ke kota dan laporkan pada Panglima BressKorf bahwa kalian menang. Lakukan persiapan untuk serangan balik”                
“A..aa..apa.. tapi Dennis.. musuh sangat banyak.. kalian..”                
“Yeah, kami hanya berlima, tapi jangan beritahu kepada Panglima tentang apa yang kau lihat sekarang.”                
“Ke..kenapa?”                
“Karena kami akan membunuhnya jika ia tahu.” Jawab Dennis dengan tersenyum.

“Siap semua.. Rizu, berapa jumlah musuh?”
“Positif 1350”                
“Victoria, bagaimana keadaanmu?”                
“Aku siap 1000% jika itu maumu.”                
“Draco”                
“Kau tahu jawabannya”                
“Dennis, kau tahu tujuanmu?”                
“Yeahh.. ini saatnya.. ayo maju.. SOUL EATER…..”
BumMmMmMmMMMM… DuaRrRRRRRRR….. dreererereeeeeetttttt…. Dorrrr… Dorrrrr.. Dorrrrrr.. Brakkk.. Draaakkkkk… Duarrrrrr… Dreeerereeetttt…                
“Dennis, lakukan..”                
“Baik, Kapten”                
Duarrrrrrr……  Tank seberat 10 Ton terangkat setinggi 10 meter ke atas dan meledak.. ratusan prajurit di samping nya mati tak bernyawa hanya dalam sekejap. Darah mengalir deras membasahi tanah hijau yang sudah mengering. Debu berterbangan. Hanya lima orang, dengan setiap kemampuannya, mampu menghabisi pasukan itu.
Draco bermain dengan pisau kecil dan menusuk mereka satu persatu di antara mata mereka, dan entah berapa ratus peluru menembus dahi para lawannya.                
Victoria, bersembunyi di atas sebuah tebing pendek namun curam, mengeluarkan kemampuannya sebagai penembak jitu, sasarannya hanya satu, kepala sang musuh. Tak ada yang menyadari bahwa ratusan pasukan itu gugur tanpa mengetahui keberadaan sang pembunuh.                
Rizu, dengan kemampuan teknologi nya, Ia menyerang musuh dengan peluru kendali yang di lepaskan dari markas. Dengan bantuan satelit dan otaknya, ia menumpas ratusan musuh dalam sekejap.                
Kapten Freo, tak ada yang tau keberadaannya, tapi ia tiba-tiba berada di belakang musuh nya dan memenggal kepala mereka. Angin dan debu membantunya menumpas musuh-musuh itu dalam sekejap. Berpindah-pindah lokasi tanpa di ketahui, tapi tiba-tiba, Kreeekkkk… A… musuh mati tergeletak tanpa mampu berkata apa-apa.                
Dan si anak baru, Dennis, yang di panggil Denz, Dual Gun, Drrreeerererereeettttt….. Brukk brukkk brukkkk… ratusan orang mati dalam sekejap. Ia telah berubah menjadi seorang pembunuh. Sesuai dengan kelompoknya, SOUL EATER, ia mengambil jiwa mereka dalam satu serangan mematikan.

Tak sampai 30 menit, padang rumput yang sebelum penuh dengan debu dan asap kini mulai terlihat merah oleh darah.. ribuan Bangsa Caameri menemui ajalnya. Emily terpana dengan apa yang ia saksikan. Tak ada satupun manusia yang berperang tadi sanggup berdiri, hanya sekejap, pembantaian itu terjadi.
“Menang.. Menang… MENANGGGGGGG………….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”                
“Hooooooooooooooooooorrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr…” suara tepuk tangan dan teriakan kemenangan pasukan Nacada terdengar di belakang, mereka tidak tau apa yang terjadi, tapi ini adalah mujizat bagi mereka.

######################

“Ayo Denz, ada misi selanjutnya” Victoria memanggil Dennis.                
“Yeah,,” Dennis hanya tersenyum melihat tempat pertempuran mereka tadi.                
“Kita baru akan memulai perburuannya.”    

“Emily, berjuanglah, aku akan mendukungmu… selalu”                
Dennis berucap dalam hati sambil berjalan mengikuti keempat rekannya. Lalu,                
LENYAP!!            

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More